Amru bin Jamuh, adalah seorang sahabat Anshar yang pincang kakinya. Ia mempunyai 4 anak laki-laki yang pemberani dan selalu ikut berperang bersamanya.
Dalam perang Uhud , Amru menyuruh anak-anaknya untuk menyiapkan perlengkapan perang untuk dia sendiri.
"Ayah, sesungguhnya Allah telah memberi keringanan kepadamu. tinggal sajalah di rumah, cukuplah kami, anak-anakmu ini, yang menggantikanmu", kata anak-anaknya.
"Mengapa aku tidak boleh ikut perang?" kata Amru balik bertanya kepada anak-anaknya.
"Bukankah Allah telah membebaskan ayah dari kewajiban perang?" anak-anaknya balik bertanya.
"Tidak bisa, setiap orang punya kewajiban membela agamanya," kata Amru tegas.
"Kalau begitu, mari kita menghadap saja kepada Rasulullah. biar beliaulah yang memutuskan," kata anak-anaknya.
Maka datanglah ayah dan ke-4 anak-anaknya itu ke hadapan Rasulullah untuk meminta keputusan.
"Ya Rasulullah, mereka melarangku ikut perang bersama engkau," kata Amru mengadu.
"Apa tujuanmu ikut perang?' tanya Rasulullah.
"Ingin mati syahid dalam Jihad fi sabilillah, dengan kakiku yang pncang, aku ingin masuk surga di akhirat nanti," kata Amru yakin.
"Wahai Amru, sebenarnya kau sudah di bebaskan Allah dari kewajiban perang," kata Rasulullah. Kemudian Rasulullah berpaling kepada anak-anak Amru bin Jamuh berkata, "Wahai anak-anak Amru. Kamu semua tidak boleh menghalangi kehendak ayahmu. semoga Allah mengaruniakan kepada ayahmu menjadi orang yang syahid."
Maka menyerahlah anak-anak Amru pada kemauan ayahnya. Dengan niat yang mantap dan penuh keikhlasan, Amru bersama Rasulullah menghadapi pasukan kafir Quraisy. dalam peperangan itu, muajhid pincang itu gugur sebagai orang syahid seperi yang diharapkannya.
Atas peristiwa itu, Rasulullah berkata kepada orang-orang Anshar, " Ada orang yang akalau dia bersumpah dengan nama Allah niscaya akan di bayar oleh Allah. Di antara orang-orang itu terdapat Amru bin Jamuh."