Tok,tok, tok...
Mbak Kos: "riiik, temenin mbak ke rumah sakit lagi ya?"
Saya : "hee, kenapa lagi mbak?"
Mbak Kos: "keluar lagi darahnya."
Saya: "looo, ayok dah ku temenin..."
Embak kos yang saat itu sedang hamil 5 bulan tiba tiba mengajak-ku ke rumah sakit di pagi hari. Matahari saja masih belum mau muncul, pastinya nyawa saya juga belum lengkap. Dengan nyawa yang masih separuh saya bergegas bersiap untuk menemani mbak kos pergi ke rumah sakit lagi. Karena sebelumnya kami sudah pernah ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan kandungannya yang saat itu sering terjadi pendarahan.
Di rumah sakit pertama keadaan-ya tidak dianggap serius. Jadi saat kami sampai ke rumah sakit yang lain di pagi itu kami sangat terkejut karena tiba-tiba perawat di sana mengatakan untuk langsung rawat inap. Kepanikan itu bertambah karena urusan administrasi tidak bisa langsung selesai, karena pagi itu ada apel karyawan di rumah sakit itu. Akhirnya saya mengisi data administrasi mbak kos dengan keadaan mengantuk, panik, berkeringat, dan di tengah keramaian apel pagi karyawan.
Karyawan : "nama suaminya tolong diisi juga."
saya : Waduh, gawat lupa niii. "anu mbak saya gak ingat."
Karyawan : "hmm, kalu begitu tulis nama penanggung jawabnya, nama mbak aja. Supaya nanti kalau tiba-tiba harus ada operasi mbak yang dihubungi."
saya: "oh, ya.." waduh, mbak ini bikin tambah panik aja.
wajah kaget |
Setelah itu saya langsung menuju ruang perawat untuk menyerahkan berkas-berkas yang tadi. tapi sesampai di sana tidak terlihat satu pun penjaga. Saya mencoba memanggil dari luar tapi tidak ada jawaban. Saya melihat ke Atas secara sekilas (oh, ini to belnya). Saya tekan bel itu, sekali, tidak ada jawaban, kedua kalinya, masih tidak ada jawaban. (mana si karyawan-nya?? budek apa??) sambil kesal saya lihat ke bel itu, lalu saya lihat lebih cermat. OH MY GOD!!!!!!! Di sana tertulis, UNTUK KEADAAN DARURAT. Dan ada gambar api di tengah tombol. seketika wajah saya pucat pasi, saya bingung.Kalau-kalu keadaan rumah sakit jadi kacau dan itu karena saya.
Lalu saya melakukan jurus jitu saya jika sedang panik. Tarik napas dalam-dalam, hembuskan kuat kuat, dan ekspresi saya langsung berubah menjadi seperti tak ada apa-apa (untung jago akting, hehe). Saya langsung masuk dan mencari salah satu perawat jaga, menyerahkan berkas, senyum lalu langsung pergi ke kamar mbak kos di rawat. (untungnya mencet bel-nya gak kuat-kuat, emang agak susah untuk di tekan). Fiuuuh....